Sabtu, 25 April 2015

LAPORAN SILVIKA
(OKULASI)

OLEH :
NARNI
DIB5 09 055

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbanyakan tanaman banyak dilakukan dengan berbagai cara, yaitu baik dengan cara yang sederhana sampai yang rumit. Tingkat keberhasilannya pun bervariasi dari tinggi sampai rendah, keberhasilan perbanyakan tanaman tergantung pada beberapa faktor antara lain: cara perbanyakan yang digunakan, jenis tanaman, waktu memperbanyak, keterampilan pekerja dan sebagainya. Secara garis besar, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perbanyakan secara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan tanaman secara generatif yaitu perbanyakan dilakukan dengan menggunakan biji yang berasal dari proses perkawinan atau penyerbukan antara benang sari (jantang) dan putik (betina) pada malai bunga. Perbanyakan dengan menggunakan biji menjadi dasar awal perbanyakan tanaman dan pohon dalam kehutanan. Biji-biji ini biasanya sengaja disemaikan untuk dijadikan tanaman baru, tapi bisa juga tanpa disengaja biji-biji yang dibuang begitu saja dan oleh alam ditumbuhkan untuk menjadi tanaman baru. Tentu saja tanaman baru hasil buangan ini bisa dijadikan bibit, apabila diketahui segala sifat-sifat kelebihannya.
Sedangkan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman yang dilakukan tanpa melalui proses perkawinan. Atau perbanyakan vegetatif adalah cara membiakan tanamanyang bersangkutan (berasal dari bagian daun, batang, dan akar). Berdasarkan asal sifat gabungannya, perbanyakan vegetatif
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu pembiakan alovegetatif dan pembiakan autovegetatif. Pembiakan alovegetatif yaitu pembiakan vegetatif yang berasal dari dua genotip yang berbeda, misalnya okulasi dan sambungan. Sedangkan pembiakan autovegetatif yaitu perbanyakan vegetatif yang berasal dari genotip yang sama, misalnya mencangkok, stek, dan kultur jaringan.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Agar mahasiswa mengetahui teknik perbanyakan secara vegetatif.
2. Agar mahasiswa mengetahui teknik / cara okulasi (bud grafting) jati (Tectona grandis L.F)
Kegunaan dari praktikum ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui teknik perbanyakan secara vegetatif.
2. Mahasiswa dapat mengetahui teknik / cara okulasi (bud grafting) jati (Tectona grandis L.F).

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi dua yaitu, perbanyakan tanaman secara generatif dan perbanyakan tanamna secara vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif adalah perbanyakan dilakukan dengan menggunakan biji yang berasal dari proses perkawinan antara serbuk sari dan putik pada malai bunga. Sedangkan perbanyakan tanaman secara vegetatif yaitu perbanyakan tanamna yang dilakukan tanpa melalui proses perkawinan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek, okulasi, cangkok, penyambungan, merunduk dan kultur jaringan (Hendaryono dan Ari, 1994).
Pada umumnya benang sari dipandang sebagai alat kelamin jantan dari tumbuh-tumbuhan, karena menghasilkan serbuk sari yang mengandung inti sperma untuk keperluan penyerbukan, putik dipandang sebagai alat kelamin betina (Dirjanto dan Sarifan, 1984).
B. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif
Dasar aseksual dengan cara propogasi maka melalui cutting, grafting, budding, dan layuring. Sedangkan cara propogasi mikro yang dilaksanakan untuk memenuhi daur aseksual yaitu dengan cara embrio cultur. Dalam pemanfaatan teknologi baru daur aseksual merupakan salah satu perkembangan usaha manusia untuk membudidayakan tanaman dengan waktu yang relatif singkat (Abidin, 1991).
Pembiakan vegetatif terbagi dua cara yaitu pembiakan vegetatif dengan menggunakan teknologi tinggi seperti kultur jaringan. Pembiakan vegetatif jenis ini membutuhkan biaya tinggi dan sumber daya manusia yang terdidik. Sedangkan untuk jangka pendek dimana kemampuan biaya terbatas maka solusinya adalah dengan pembiakan vegetatif makro. Pembiakan vegetatif makro seperti stek, sambungan dan cangkok. Dimana mudah dipelajari dan tidak begitu membutuhkan teknologi yang canggih. Cara ini dapat diterapkan dimana saja asalkan disiplin dalam pemeliharaannya dan memenuhi kaidah pengembangbiakan vegetatif makro secara umum (Pudjiono, 2007).
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya (Widiarsih, 2008).
Penyambungan (grafting) adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode grafting. Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas (Hartmann et al, 1997).
C. Perbanyakan Tanaman Dengan Okulasi
Okulasi berasal dari bahasa Belanda (oculatie) yang artinya menempel. Sebelum melakukan okulasi, siapkan perlengkapan berupa pisau sayat, silet, atau pisau cutter, dan pita plastik atau tali rafia untuk mengikat bidang okulasi. Siapkan juga calon batang bawah dan batang atasnya. Calon batang bawah harus dipilih yang kondisinya sehat, pertumbuhannya baik, cukup umur, batang utamanya telah berwarna kecoklatan serta mulai berkayu. Sementara itu, entres berupa mata tunas untuk calon batang atas diambil dari induk yang sehat; kualitas buahnya baik, serta dipilih dari cabang atau ranting yang masih muda, tidak terserang hama atau penyakit, dan berwarna hijau kelabu atau kecoklatan (Ardiant, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi adalah sebagai berikut:
1. Scion yang dijadikan bahan sambungan tersebut tidak cacat dan masih dalam keadan segar, tidak terlalu tua, tidak terlalu muda, dan berbatang bulat.
2. Penyambungan (grafting) tidak terkena secara langsung terik matahari maupun air hujan.
3. Bagian sambungan kambiumharus menempel seerat mungkin, paling tidak salah satu dari bagiannya.
4. Pisau dan gunting yang digunakan untuk bagian sambungan ini harus yang tajam dan tidak berkarat, agar sambungan tidak terinfeksi oleh penyakit.
5. Dikerjakan dengan secepat mungkin, dengan kerusakan minimum pada cambium, dan diusahakan pernyataan pada scion jangan sampai berulang-ulang.
6. Usahakan untuk menjaga bagian yang terluka, baik pada scion maupun pada rootstok agar tetap dalam keadaan lembab.
7. Bagian sambungan harus dijaga dari kekeringan sampai beberapa minggu (Wudianto, 2002, dalam Erfin, 2005).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Lokasi dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari, pada hari Kamis, tanggal 24 Februari 2011, pukul 15.30 WITA sampai dengan selesai.
B. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu parang/golok, selotip pipa, gunting stek, pisau stek, koran, mata tunas, rootstok, polybag, dan alat tulis menulis.
C. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Pengambilan scion (mata tunas)
Mata tunas diambil pada tanaman jati disekitar gerbang dua kampus Unhalu, memilih mata tunas yang masih kuncup, dipo9ttong sepanjang 70-100 cm pada cabangnya dengan diameter 5 cm. pengambilan mata tunas disesuaikan dengan besar rootstok.
2. Persiapan rootstock
Rootstok atau batang bawah tempelan berasal dari semai jati yang berukuran 1-2 cm, berkayu, jaringan masih hidup ditandai dengan kulit batang yang masih hidup.
3. Pelaksanaan okulasi
Rootstok disayat sepanjang 7 cm dari atas ke bawah, kemudian sayatannya dipotong menggunakan pisau okulasi. Menyisakan sekitar 0,5-1 cm potongan tersebut yang berfungsi sebagai penahan scion. Menempelkan scion yang seukuran dengan lebar sayatan kemudian dibalut dan ditutup dengan menggunakan selitip pipa.
4. Penutupan okulasi dengan pastik bening
Penutupan dengan plastik bening bertujuan untuk menjaga kelembaban yang cukup disekitar area okulasi. Selanjutnya bahan okulasi dipelihara dan disiram setiap hari sampai 2-3 minggu.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiant. 2009. Perbanyakan Tanaman dengan Okulasi (Budding). http://ardiant181.wordpress.com [ 23. Februari, 2011].
Dirjanto dan Sarifan,S. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia. Jakarta.
Hartmann. 1997. Bioteknologi Dalam Perbanyakan Tanaman / Kultur Jaringan.
http://eprints.uns.ac.id [ 23. Februari, 2011].
Abidin, Z. 1991. Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman. Angkasa. Bandung.
Pudjiono. 2007. Penerapan Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif pada Pemuliaan Pohon. http://pudjiono_blogspot.co.id [23 Februari 2011].
Suwandi. 2002. Perbanyakan Tanaman Pada Mangga. Gramedia. Jakarta.
Widiarsih. 2008. Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Buatan. http://willy.situshijau.co.id [23 Februari 2011].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar